Monumen

Monumen
Tugu Monumen Tuan Dilimang

Rabu, 28 September 2011

PEMBANGUNAN TUGU MONUMEN TUAN DILIMANG SIMANULLANG

                                                                                                              Medan, 24 Juni 2011
No         : 15 / TDS / VI / 2011                                                                  
Hal         : Peresmian Monumen / Tugu Tuan Delimang Simanullang                
Lamp      : .........                                                                                          
Parhorason ma di hita saluhut na !!!

1. Mauliate ma tapasahat tu Tuhanta pardenggan basai, ala nunga sikkop Pembangunan Monumen / Tugu Tuan Delimang Simanullang nadi Porhas Sangga pati dihuta Simangulappe Bakkara.
2. Hombar tusi marrapot ma Panitia Monumen / Tugu Tuan Delimang Simanullang, diari Minggu Tanggal 12 Juni 2011, jala dohot do akka dongan sabutuha sian bona pasogit, dibagas ni amanta Ramadhan Simanullang, namar alamat Eka Prima Gg.Siraja Oloan No.07 Kel. Gedung Johor Kec. Medan Johor Kota Medan.
3. Mardomu tusi nga direncanahon pesta Peresmian na , im diari Jumat dohot Sabtu ditanggal 11-12 November 2011, ia sipatupaonta di pesta Peresmian i hurang lobi godang na Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) taksasi biaya terlampir.
4. Hombar tu rencana Peresmian songon na tarsurat nadiginjang i , nunga ditotophon be panitia khusus Bona Pasogit Peresmian Monumen / Tugu Tuan Delimang Simanullang di Huta Simangulappe Bakkara.
5. Pinabotohon tu sude Koordinator / komisaris asa dipapungu gugu tok-tok ripei, ima godangna, Molo dung dipapungu disetorhon ma tu Rekening ni Panitia di BRI Cab. Medan Putri Hijau No. 0053-01-040126-50-0 atas nama ROSBEDA MANULLANG or URUS MANULLANG.
6. Ala Hurang do sian gugu tok-tok ripe naung ditotophon ni Panitia , alani i Panitia Mangido sumbangan sukarela  sian donatur asa saut Peresmian i.
7. Na Di laksanhon pada Tanggal 11 November 2011 di Simangulappe Bakkara
8. Marhite boa-boa on sadama rohatta nalahon mangulahon PESTA PERESMIAN MONUMEN / TUGU TUAN DILIMANG SIMANULLANG, Tuhan ta ma napatulushon sakkap dohot ulaon tai.

                                        PANITIA PEMBANGUNAN MONUMEN / TUGU
                                                 TUAN DILIMANG SIMANULLANG

Sekretaris : Jalan Jendral Gatot Subroto No.194 - A Medan
Hp. 0813.7524.6000 (Ketua)  -  0813.9612.4642 (Sekretaris)






Sejarah Silsilah dan Tarombo Batak dari Si Raja Batak


Bangsa Yang besar adalah bangsa yang melestarikan Kebudayaan. Berikut merupakan Silsilah/Tarombo Batak yang mungkin terlupakan seiring masuknya Budaya asing ke Bangsa Indonesia.
SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu:
1. Guru Tatea Bulan
2. Raja Isombaon
GURU TATEA BULAN
Dari istrinya yang bernama Si Boru Baso Bburning, Guru Tatea Bulan memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :
* Putra (sesuai urutan):

1. Raja Uti (atau sering disebut Si raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng), tanpa keturunan
2. Tuan Sariburaja (keturunannya Pasaribu)
3. Limbong Mulana (keturunannya Limbong).
4. Sagala Raja (keturunannya Sagala)
5. Silau Raja (keturunannnya Malau, Manik, Ambarita dan Gurning)
*Putri:
1. Si Boru Pareme (kawin dengan Tuan Sariburaja, ibotona)
2. Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan Sorimangaraja, putra Raja Isombaon
3. Si Boru Biding Laut, (Diyakini sebagai Nyi Roro Kidul)
4. Si Boru Nan Tinjo (tidak kawin).
Tatea Bulan artinya “Tertayang Bulan” = “Tertatang Bulan”. Raja Isombaon (Raja Isumbaon)
Raja Isombaon artinya raja yang disembah. Isombaon kata dasarnya somba (sembah). Semua keturunan Si Raja Bbatak dapat dibagi atas 2 golongan besar:
1. Golongan Ttatea Bulan = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga golongan Hula-hula = Marga Lontung.
2. Golongan Isombaon = Golongan Matahari = Golongan Laki-laki. Disebut juga Golongan Boru = Marga Sumba.
Kedua golongan tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendera Si Singamangaraja, para orangtua menyebut Sisimangaraja, artinya maha raja), dengan gambar matahari dan bulan. Jadi, gambar matahari dan bulan dalam bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan Si Raja Batak.
PENJABARAN
* RAJA UTI
Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng). Raja Uti terkenal sakti dan serba bisa. Satu kesempatan berada berbaur dengan laki-laki, pada kesempatan lain membaur dengan peremuan, orang tua atau anak-anak. Beliau memiliki ilmu yang cukup tinggi, namun secara fisik tidak sempurna. Karena itu, dalam memimpin Tanah Batak, secara kemanusiaan Beliau memandatkan atau bersepakat dengan ponakannya/Bere Sisimangaraja, namun dalam kekuatan spiritual etap berpusat pada Raja Uti.
* SARIBURAJA
Sariburaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik kandungnya perempuan yang bernama Si Boru Pareme dilahirkan marporhas (anak kembar berlainan jenis, satu peremuan satunya lagi laki-laki).
Mula-mula Sariburaja kawin dengan Nai Margiring Laut, yang melahirkan putra bernama Raja Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Saribu Raja mengawini adiknya, Si Boru Pareme, sehingga antara mereka terjadi perkawinan incest.
Setelah perbuatan melanggar adat itu diketahui oleh saudara-saudaranya, yaitu Limbong Mulana, Sagala Rraja, dan Silau Raja, maka ketiga saudara tersebut sepakat untuk mengusir Sariburaja. Akibatnya Sariburaja mengembara ke hutan Sabulan meninggalkan Si Boru Pareme yang sedang dalam keadaan hamil. Ketika Si Boru Pareme hendak bersalin, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara, tetapi di hutan tersebut Sariburaja kebetulan bertemu dengan dia.
Sariburaja datang bersama seekor harimau betina yang sebelumnya telah dipeliharanya menjadi “istrinya” di hutan itu. Harimau betina itulah yang kemudian merawat serta memberi makan Si Boru Pareme di dalam hutan. Si Boru Pareme melahirkan seorang putra yang diberi nama Si Raja Lontung.
Dari istrinya sang harimau, Sariburaja memperoleh seorang putra yang diberi nama Si raja babiat. Di kemudian hari Si raja babiat mempunyai banyak keturunan di daerah Mandailing. Mereka bermarga Bayoangin.
Karena selalu dikejar-kejar dan diintip oleh saudara-saudaranya, Sariburaja berkelana ke daeerah Angkola dan seterusnya ke Barus.
SI RAJA LONTUNG
Putra pertama dari Tuan Sariburaja. Mempunyai 7 orang putra dan 2 orang putri, yaitu:
* Putra:
1.. Tuan Situmorang, keturunannya bermarga Situmorang.
2. Sinaga raja, keturunannya bermarga Sinaga.
3. Pandiangan, keturunannya bermarga Pandiangan.
4. Toga nainggolan, keturunannya bermarga Nainggolan.
5. Simatupang, keturunannya bermarga Simatupang.
6. Aritonang, keturunannya bermarga Aritonang.
7. Siregar, keturunannya bermarga Siregar.
* Putri :
1. Si Boru Anakpandan, kawin dengan Toga Sihombing.
2. Si Boru Panggabean, kawin dengan Toga Simamora.
Karena semua putra dan putri dari Si Raja Lontung berjumlah 9 orang, maka mereka sering dijuluki dengan nama Lontung Si Sia Marina, Pasia Boruna Sihombing Simamora.
Si Sia Marina = Sembilan Satu Ibu.
Dari keturunan Situmorang, lahir marga-marga cabang Lumban Pande, Lumban Nahor, Suhutnihuta, Siringoringo, Sitohang, Rumapea, Padang, Solin.
SINAGA
Dari Sinaga lahir marga-marga cabang Simanjorang, Simandalahi, Barutu.
PANDIANGAN
Lahir marga-marga cabang Samosir, Pakpahan, Gultom, Sidari, Sitinjak, Harianja.
NAINGGOLAN
Lahir marga-marga cabang Rumahombar, Parhusip, Lumban Tungkup, Lumban Siantar, Hutabalian, Lumban Raja, Pusuk, Buaton, Nahulae.
SIMATUPANG
Lahir marga-marga cabang Togatorop (Sitogatorop), Sianturi, Siburian.
ARITONANG
Lahir marga-marga cabang Ompu Sunggu, Rajagukguk, Simaremare.
SIREGAR
Llahir marga-marga cabang Silo, Dongaran, Silali, Siagian, Ritonga, Sormin.
* SI RAJA BORBOR
Putra kedua dari Tuan Sariburaja, dilahirkan oleh Nai Margiring Laut. Semua keturunannya disebut Marga Borbor.
Cucu Raja Borbor yang bernama Datu Taladibabana (generasi keenam) mempunyai 6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :

    Datu Dalu (Sahangmaima).
    Sipahutar, keturunannya bermarga Sipahutar.
    Harahap, keturunannya bermarga Harahap.
    Tanjung, keturunannya bermarga Tanjung.
    Datu Pulungan, keturunannya bermarga Pulungan.
    Simargolang, keturunannya bermarga Imargolang.

Keturunan Datu Dalu melahirkan marga-marga berikut :

    Pasaribu, Batubara, Habeahan, Bondar, Gorat.
    Tinendang, Tangkar.
    Matondang.
    Saruksuk.
    Tarihoran.
    Parapat.
    Rangkuti.

Keturunan Datu Pulungan melahirkan marga-marga Lubis dan Hutasuhut.
Limbong Mulana dan marga-marga keturunannya
Limbong Mulana adalah putra ketiga dari Guru Tatea Bulan. Keturunannya bermarga Limbong yang mempunyai dua orang putra, yaitu Palu Onggang, dan Langgat Limbong. Putra dari Langgat Limbong ada tiga orang. Keturunan dari putranya yang kedua kemudian bermarga Sihole, dan keturunan dari putranya yang ketiga kemudian bermarga Habeahan. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu Limbong.
SAGALA RAJA
Putra keempat dari Guru Tatea Bulan. Sampai sekarang keturunannya tetap memakai marga Sagala.
SILAU RAJA
Silau Raja adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan yang mempunyai empat orang putra, yaitu:

    Malau
    Manik
    Ambarita
    Gurning

Khusus sejarah atau tarombo Ambarita Raja atau Ambarita, memiliki dua putra:
I. Ambarita Lumban Pea
II. Ambarita Lumban Pining
Lumban Pea memiliki dua anak laki-laki
1. Ompu Mangomborlan
2. Ompu Bona Nihuta
Berhubung Ompu Mangomborlan tidak memiliki anak/keturunan laki-laki, maka Ambarita paling sulung hingga kini adalah turunan Ompu Bona Nihuta, yang memiliki anak laki-laki tunggal yakni Op Suhut Ni Huta. Op Suhut Nihuta juga memiliki anak laki-laki tunggal Op Tondolnihuta.
Keturunan Op Tondol Nihuta ada empat laki-laki:

    Op Martua Boni Raja (atau Op Mamontang Laut)
    Op Raja Marihot
    Op Marhajang
    Op Rajani Umbul

Selanjutnya di bawah ini hanya dapat meneruskan tarombo dari Op Mamontang Laut (karena keterbatasan data. Op Mamontang Laut menyeberang dari Ambarita di Kabupaten Toba Samosir saat ini ke Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Hingga tahun 2008 ini, keturunan Op Mamontang laut sudah generasi kedelapan).
Op Mamontang Laut semula menikahi Boru Sinaga, dari Parapat. Setelah sekian tahun berumah tangga, mereka tidka dikaruniai keturunan, lalu kemudian menikah lagi pada boru Sitio dari Simanindo, Samosir.
Dari perkawinan kedua, lahir tiga anak laki-laki

    Op Sohailoan menikahi Boru Sinaga bermukim di Sihaporas Aek Batu
    Op Jaipul menikahi Boru Sinaga bermukin di Sihaporas Bolon
    Op Sugara atau Op Ni Ujung Barita menikahi Boru Sirait bermukim di Motung, Kabupaten Toba Samosir.

Keturunan Op Sugara antara lain penyanyi Iran Ambarita dan Godman Ambarita
TUAN SORIMANGARAJA
Tuan Sorimangaraja adalah putra pertama dari Raja Isombaon. Dari ketiga putra Raja Isombaon, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :

    Si Boru Anting Malela (Nai Rasaon), putri dari Guru Tatea Bulan.
    Si Boru Biding Laut (nai ambaton), juga putri dari Guru Tatea Bulan.
    Si Boru Sanggul Baomasan (nai suanon).

Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (Ompu Raja Nabolon), gelar Nai Ambaton.
Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja Mangarerak), gelar Nai Rasaon.
Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
Nai Ambaton (Tuan Sorba Djulu/Ompu Raja Nabolon)
Nama (gelar) putra sulung Tuan Sorimangaraja lahir dari istri pertamanya yang bernama Nai Ambaton. Nama sebenarnya adalah Ompu Raja Nabolon, tetapi sampai sekarang keturunannya bermarga Nai Ambaton menurut nama ibu leluhurnya.
Nai Ambaton mempunyai empat orang putra, yaitu:

    Simbolon Tua, keturunannya bermarga Simbolon.
    Tamba Ttua, keturunannya bermarga Tamba.
    Saragi Tua, keturunannya bermarga Saragi.
    Munte Tua, keturunannya bermarga Munte (Munte, Nai Munte, atau Dalimunte).

Dari keempat marga pokok tersebut, lahir marga-marga cabang sebagai berikut (menurut buku ” Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W. Hutagalung):
SIMBOLON
Lahir marga-marga Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turutan, Nahampun, Pinayungan. Juga marga-marga Berampu dan Pasi.
TAMBA
Lahir marga-marga Siallagan, Tomok, Sidabutar, Sijabat, Gusar, Siadari, Sidabolak, Rumahorbo, Napitu.
SARAGI
Lahir marga-marga Simalango, Saing, Simarmata, Nadeak, Sidabungke.
MUNTE
Lahir marga-marga Sitanggang, Manihuruk, Sidauruk, Turnip, Sitio, Sigalingging.
Keterangan lain mengatakan bahwa Nai Ambaton mempunyai dua orang putra, yaitu Simbolon Tua dan Sigalingging. Simbolon Tua mempunyai lima orang putra, yaitu Simbolon, Tamba, Saragi, Munte, dan Nahampun.
Walaupun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluih-puluh marga dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan antarsesama marga keturunan Nai Ambaton.
Catatan mengenai Ompu Bada, menurut buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W Hutagalung, Ompu Bada tersebut adalah keturunan Nai Ambaton pada sundut kesepuluh.
Menurut keterangan dari salah seorang keturunan Ompu Bada (mpu bada) bermarga gajah, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut:

    Ompu Bada ialah asal-usul dari marga-marga Tendang, Bunurea, Manik, Beringin, Gajah, dan Barasa.
    Keenam marga tersebut dinamai Sienemkodin (enem = enam, kodin = periuk) dan nama tanah asal keturunan Empu Bada, pun dinamai Sienemkodin.
    Ompu Bada bukan keturunan Nai Ambaton, juga bukan keturunan si raja batak dari Pusuk Buhit.
    Lama sebelum Si Raja Batak bermukim di Pusuk Buhit, Ompu Bada telah ada di tanah dairi. Keturunan Ompu bada merupakan ahli-ahli yang terampil (pawang) untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri selama berabad-abad.
    Keturunan Ompu Bada menganut sistem kekerabatan Dalihan Natolu seperti yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah dairi dan tapanuli bagian barat.

NAI RASAON (RAJA MANGARERAK)
Nama (gelar) putra kedua dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri kedua tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Rasaon. Nama sebenarnya ialah Raja Mangarerak, tetapi hingga sekarang semua keturunan Raja Mangarerak lebih sering dinamai orang Nai Rasaon.
Raja Mangarerak mempunyai dua orang putra, yaitu Raja Mardopang dan Raja Mangatur. Ada empat marga pokok dari keturunan Raja Mangarerak:
Raja Mardopang
Menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga Sitorus, Sirait, dan Butar-butar.
Raja Mangatur
Menurut nama putranya, Toga Manurung, lahir marga Manurung. Marga pane adalah marga cabang dari sitorus.
NAI SUANON (tuan sorbadibanua)
Nama (gelar) putra ketiga dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri ketiga Tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Suanon. Nama sebenarnya ialah Tuan Sorbadibanua, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai Ttuan Sorbadibanua.
Tuan Sorbadibanua, mempunyai dua orang istri dan memperoleh 8 orang putra.
Dari istri pertama (putri Sariburaja):

    Si Bagot Ni Pohan, keturunannya bermarga Pohan.
    Si Paet Tua.
    Si Lahi Sabungan, keturunannya bermarga Silalahi.
    Si Raja Oloan.
    Si Raja Huta Lima.

Dari istri kedua (Boru Sibasopaet, putri Mojopahit) :
a. Si Raja Sumba.
b. Si Raja Sobu.
c. Toga Naipospos, keturunannya bermarga Naipospos.
Keluarga Tuan Sorbadibanua bermukim di Lobu Parserahan – Balige. Pada suatu ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau anjuran seorang datu, Tuan Sorbadibanua menyuruh kedelapan putranya bermain perang-perangan. Tanpa sengaja, mata Si Raja huta lima terkena oleh lembing Si Raja Sobu. Hal tersebut mengakibatkan emosi kedua istrinya beserta putra-putra mereka masing-masing, yang tak dapat lagi diatasi oleh Tuan Sorbadibanua. Akibatnya, istri keduanya bersama putra-putranya yang tiga orang pindah ke Lobu Gala-gala di kaki Gunung Dolok Tolong sebelah barat.
Keturunana Tuan Sorbadibanua berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100 marga hingga dewasa ini.
Keturunan Si Bagot ni pohan melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Tampubolon, Barimbing, Silaen.
    Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution.
    Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Pardosi.
    Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede.

Keturunan Si Paet Tua melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Hutahaean, Hutajulu, Aruan.
    Sibarani, Sibuea, Sarumpaet.
    Pangaribuan, Hutapea.

Keturunan si lahi sabungan melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Sihaloho.
    Situngkir, Sipangkar, Sipayung.
    Sirumasondi, Rumasingap, Depari.
    Sidabutar. Sinabutar (atas koreksian @Soeguest dan @Binsar Sitio) *)
    Sidabariba, Solia.
    Sidebang, Boliala.
    Pintubatu, Sigiro.
    Tambun (Tambunan), Doloksaribu, Sinurat, Naiborhu, Nadapdap, Pagaraji, Sunge, Baruara, Lumban Pea, Lumban Gaol.

Keturunan Si Raja Oloan melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Naibaho, Ujung, Bintang, Manik, Angkat, Hutadiri, Sinamo, Capa.
    Sihotang, Hasugian, Mataniari, Lingga.
    Bangkara.
    Sinambela, Dairi.
    Sihite, Sileang.
    Simanullang.

Keturunan Si Raja Huta Lima melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Maha.
    Sambo.
    Pardosi, Sembiring Meliala.

Keturunan Si Raja Sumba melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Simamora, Rambe, Purba, Manalu, Debataraja, Girsang, Tambak, Siboro.
    Sihombing, Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit, Sitindaon, Binjori.

Keturunan Si Raja Sobu melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Sitompul.
    Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Hutatoruan, Simorangkir, Hutapea, Lumban Tobing, Mismis.

Keturunan Toga Naipospos melahirkan marga dan marga cabang berikut:

    Marbun, Lumban Batu, Banjarnahor, Lumban Gaol, Meha, Mungkur, Saraan.
    Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang.

(Marbun marpadan dohot Sihotang, Banjar Nahor tu Manalu, Lumban Batu tu Purba, jala Lumban Gaol tu Debata Raja. Asing sian i, Toga Marbun dohot si Toga Sipaholon marpadan do tong) ima pomparan ni Naipospos, Marbun dohot Sipaholon. Termasuk do marga meha ima anak ni Ompu Toga sian Lumban Gaol Sianggasana.
***
DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)
Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan marga lainnya. Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya atau antara sekelompok keluarga dengan sekelompok keluarga lainnya yang marganya berbeda. Mereka berikrar akan memegang teguh janji tersebut serta memesankan kepada keturunan masing-masing untuk tetap diingat, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga).
Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Kadang-kadang ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat daripada ikatan kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut:

    “Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;
    Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan”

artinya:

    “Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput (berakar tunggang);
    Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji”

Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah:

    Marbun dengan Sihotang
    Panjaitan dengan Manullang
    Tampubolon dengan Sitompul.
    Sitorus dengan Hutajulu – Hutahaean – Aruan.
    Nahampun dengan Situmorang.

Jumat, 16 September 2011

LAGE OMAS

I. Ima Lage Omas :

Nanilehon no opputta Raja Sisingamangaraja tu opputta Sitoga Simanullang, jala lage omas on hatopandoi (Pusaka) dipomparan ni Sitoga Simanullang rap nampunasa alai dipasahat Sitoga Simanullang mai dianaknya sihahaan ima TUAN DELIMANG asa ibana manimpan pusakoi, jala sahat tu sadari on pomparan ni TUAN DELIMANG do namanimpani , ima dijabu ni SIMANORUS SIMANULLANG di Bakkara huta Simangulappe , lasos adongdo muse tohonan harajaonta ima goar tohonan sian Raja Sisingamangaraja nanilehon tu ompu Raja Panguhalan anak sipadua ni Sitoga Simanullang ima goar : PAMAHURAJA (SIBUHA-BUHAI)

       PESTA NABALGA (HORJA)
1. Molo masa ulaon nabalga (horja) mangallang lombu / horbo dipomparan na dua ama , ima Pamuharaja   dohot Datu Napasang , manjalo jambar parsihahaan ma pomparan ni Tuan Delimang ima parjarung - jarungna (Somba-somba)

2. Molo pomparan ni Tuan Delimang marulaon nabalga (Horja) mangallang lombu / horbo mangalehonma Tuan Delimang tu Pamuharaja sada sasap, sadanai mai sasap tu Datu Napasang jala parjarungjungna lehonon mai tu Sinambela Raja Pareme, dungi sasapma tu pomparan ni Sinambela Tuan Nabolas , Jala lehonon ma tu pomparan ni opputta Raja Sisingamangaraja Somba-somba

    PARADATON PESTA NABALGA (HORJA)

1. Molo masa miahan hoda dipompara ni Tuan Delimang , Parjabu suhatna ma Sinambela Raja Pareme
2. Molo masa Miahan hoda dipomparan ni Pamuharaja , parjabu suhatna ma Sinambela Tuan Nabolas
3. Mola masa miahan hoda dipmparan ni Datu Napasang , parjabu suhatna ma pomparan ni Sisingamangaraja

* Molo adong ulaon nabalga di Tuan Delimang (Horja) mangalehon Bota-bota ma Sinambela Raja Pareme tu Tuan Delimang , jala manjalo Tampurung ma Sinambela Raja Pareme  sian Tuang Delimang.
* Molo adong ulaon nabalga di Pamuharaja (Horja) mangalehon bota-bota ma Sinambela Tuan Nabolas , Jala manjalo Tampurung ma sian Pamuharaja.
 * Molo adong ulaon di Datu Napasang (Horja) mangalahon bota-bota ma pomparani Sisingamangaraja , jala manjalo Tampurung ma sian Datu Napasang.
* Molo adong ulaon nabalga (Horja) disi onom ompu na dibakkara , anak sihahaan ma mangalusi parjolo , jala toluma jambar tohonan jaloan ni si Toga Simanullang.

Ima Partording ni parjambaran jaloan ni Sitoga Simanullang.

BUKTI-BUKTI

       Sionom  Ompu na adong di rura Bakkara on, adong do bukti-buktina nasoboi diose pomparan ni si onom ompu, jala natinotophon ni opputta Siraja Oloan doi : songon ma pangalahona :

        Susunan ni sionom ompui , natinotophon ni omputta si Raja Oloan ima :
                 1. Bakkara        3 (tolu) Panggoarina
                 2. Sinambela      3 (tolu) Panggoarina
                 3. Sihite             3 (tolu) Panggoarina
                 4. Simanullang    3 (tolu) Panggoarina
                 5. Marbun          3 (tolu) Panggoarina
                 6. Simamora       3 (tolu) Panggoarina
Ia natolu-tolu panggoarina on, siahahaan ma namarjanji tu sihahaan jala dipaidua ma marjanji tu sipaidua, jala sipaitolu marjanji tu siapaitolu : Apala onma mambuktihon :

             I. Panggoarina ni anak Sihahaan :
                   1. Bakkara Uruk
                   2. Sinambela Raja Pareme
                   3. Sihite Panderaja
                   4. Simanullang Tuan Delimang
                   5. Marbun Lumban Batu
                   6. Ssimamora Purba

             II. Panggoarina ni anak sipadua :
                   1. Bakkara Tonga-tonga
                   2. Sinambela Tuan Nabolas
                   3. Sihite Sigur Tohuk
                   4. Simanullang Pamahuraja
                   5. Marbun Banjarnahor
                   6. Simamora Manalu

              III. Panggoarina ni anak paitolu :
                   1. Bakkara Toruan
                   2. Sinambela Ompu Raja dionan (Sisingamangaraja)
                   3. Sihite Siguru Leang
                   4. Simanullang Datu Napaasang
                   5. Marbun Lumabn Gaol
                   6. Simamora Debataraja


Ompu Raja ijolma manaong siala gundi
Napinukka ni jolma naparjolo
Si ihuthonon ni jolma naparpudi
                                                                        *** Maringan ma siborok, digulu-guluan ni horbo
                                                                               Marjaga ma namalo, marguruma naso umboto
*** Dengke Sibuluan, tutonggina tu tabona
       Manang ise si ose padan, turipurna tumagona

Bukti-bukti onma ale dongan tubu, namanghatindakhon ro disadari on na pinaihut-ihut ni si Onom Ompu di rura Bakkara on, singoni ma hatorangan ni amanta Datu (Tukang Bosi)i



Kamis, 15 September 2011

RIWAYAT SITOGA SIMANULLANG

SITOGA SIMANULLANG : Tunggani boruna 2 (dua) Ima :
                                                1. Boru Pasaribu
                                                2.Boru Nainggolan

ANAKNA                              : 3 (Tolu) Ima :
                                                1. Tuan Delimang
                                                2. Op.Raja Panguhalan (Pamuharaja)
                                                3. Datu Napasang

Oputta boru Pasaribu

            Jumolo dioli oppunta sitoga simanullang, alai opputta boru Pasaribu leleng asa tumubuhon anak jadi laoma opputta Sitoga Simanullang dohot opputta boru Pasaribu marsibaso datu (mangulpuhi tu datu) jadi roma pandok ni datui * Ingkon dua tunggani borum asa gabe ho * inna tu opputta Sitoga Simanullang jala dibage opputta boru Pasaribu.
            Jadi roma opputta boru Pasaribu dijujuima opputta Sitoga Simanullang asa mangoli muse, alai laos opputta boru Pasaribu ma mamili imbangna, jala didokma tu opputta Sitoga Simanullang ma diolima  boru Nainggolan, dung saut dioli opputta Sitoga Simanullang opputta boru Nainggolan marpati-patianma opputta boru nadua (marjanji) dijolo ni opputta Sitoga Simanullang, ia isi ni pati-patiani (janji) nasidai songnonma *Manang ise hita jumolo tumubuhon anak,ba anaknima Siahaan* songonima isi ni pati-patiani (janji) nasida omputta boru nadua on, marsiunduk masi  oloan nasida.

Opputa boru Nainggolan

         Omputta boru Nainggolan maringanan mai dibagas martarup dapotama tingkina jala gokma do taon na , gabe-gameanma opputta boru Nainggolan , ia pae sorangna opputta mulajadi nabolon ido manontuhon sa, jala tutuma sorang sada dakdanak bawa , sian opputta boru Nainggolan on dijabu na inganannai namartarup *RI* dibahenma goarnai anakna i *TUAN DELIMANG* jala laos goar tulusna haojahan ni jabu na marturup *RI* ima gabe margoar *LUMBAN RI*

Opputta boru Pasaribu 

         Ia opputta boru Pasaribu naparjalo diolion , dung sorang anak ni opputta boru Nainggolan ima Tuan Delimang , gabe-gabean ma opputta boru Pasaribu jala pai sorangna tongma opputta mulajadi naboloni namanontuhonsa jala tutu sorangna sada dakdanak bawa, di opputta boru Pasaribu on, dibahenma goarna *OMPU RAJA PANGUHALAN* Ia opputta boru Pasaribu on maringanan dijabu namartarup ijukdo jala tungkup bungkulan na jala laos goar tulus ma tong-tong haojahan ni jabui, gabe margoar*LUMBAN NAUNGKUP*

Opputta boru Nainggolan

          Dung tubu opputta Ompu Raja Panguhalan sian opputta boru Pasaribu, gabe-gabean ma muse opputta boru Nainggolan jala sorang mamuse sada dakdanak bawa *RI* opputta Datu Napasang on tubu , songnima partording ni partubu nia anak ni Opputta Sitoga Simanullang.



Sejarah Toga Manullang (SI RAJA OLOAN) & SI RAJA BATAK

Berdasarkan pada beberapa literatur yg saya baca, dapat disimpulkan seperti ini

1. Berdasarkan pada tarombo kita dgn bilangan konstanta 1 generasi= 25 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa OMPUNTA MANULLANG diperkirakan hidup pada 500-600 tahun yang lalu atau pada kisaran mulai abad ke-15 (tahun 1400-an) sampai abad ke-16 (tahun 1500-an)

2. Masih juga berdasarkan pada tarombo tadi, maka dengan demikian SI RAJA BATAK hidup antara 800-900 tahun yang lalu atau mulai abad ke-11 (tahun 1200-an) sampai abad ke-12 (1300-an)

3. Pada sekitar tahun 1500an (awal abad ke-16)...kakek Sultan Iskandar Muda, yakni Sultan Alauddin Syah melakukan kampanyenya yg pertama dalam usaha penaklukan ke daerah SUMUT khususnya ke pusat tanah BATAK, namun mengalami kegagalan...(menurut MC RICKLEFS dalam buku sejarah indonesia modern)

4. Baru pada era Sultan Iskandar Muda (tahun 1600-an), pengaruh kesultanan Aceh masuk ke pusat tanah batak setelah berhasil menumbangkan atau memvasali kesultanan Deli di Sumatera TIMUR sampai Siak di RIAU...tanah batak tidak dianeksasi, namun diduga keras terjadi kesepakatan "kerjasama' antara raja-raja BATAK dgn Sultan Iskandar Muda
(menurut Sartono dan MC Ricklefs)

5. RAJA-RAJA DI TANAH BATAK bukanlah berstatus sosial seperti halnya status raja lazimnya pada suatu kerajaan...RAJA dalam sistem DALIHAN NA TOLU atau RAKUT SI TELU kalo di tanah KARO merupakan orang yg dihormati/dipertuan karena yg empunya HUTA/BIUS (bius merupakan sekumpulan HUTA) dan SAKTI/BIJAK alias Na Marbisuk...jadi dapat pula disimpulkan bahwa tidak ada kerajaan apa pun di tanah batak...Si Singamangaraja XII sendiri merupakan RAJA BIUS...yg dipandang SAKTI dan CAKAP memimpin sehingga diangkat rakyat BATAK secara beramai-2 waktu melawan penetrasi BELANDA pada pertengahan abad ke-19 yg lalu...
jadi banyak "kesalahan cetak" pada buku sejarah anak-anak kita yang menulis RAJA SISINGAMANGARAJA XII, RAJA KERAJAAN BATAK...
dan ini seharusnya perlu dikoreksi sedikit

6. Kembali ke asal-usul SI RAJA BATAK yg beragam teori...
maka kesimpulanku demikian:
saya lebih percaya pada salah satu TEORI yg menybtkan bahwa beliau merupakan pejabat yg melarikan diri dari pusat kekuasaan Sriwijaya yg terletak di sumatera bagian selatan...dalil saya begini: dengan mencocokkan perkiraan masa hidupnya itu dgn huru-hara yang menimpa ibukota kerajaan akibat SERANGAN DARI KERAJAAN CHOLA DI INDIA SELATAN SAMPAI 3
KALI terhadap SRIWIJAYA yg tercatat dalam sejarah secara resmi pada kisaran abad ke 11-12, dgn ditambah kemungkinan faktor terjadinya penurunan aktifitas ekonomi dr faktor gangguan alam sperti gempa dan naiknya tanah ke permukaan laut...maka akhirnya beliau memilih PUSUK BUHIT yg sulit sekali dijangkau oleh musuh pada saat itu SEBAGAI TEMPAT BERMUKIM YANG BARU dan DIPANDANG SANGAT BAIK pada saat itu...PUSUK BUHIT SECARA GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFIS MERUPAKAN DAERAH PUNCAK BUKIT YG SANGAT BAIK UNTUK MENYEMBUNYIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI pada saat itu...